Jumat, 27 Mei 2016

Keraguan Arjuna MP3

 Arjuna Wisada Yoga

Arjuna Wisada Yoga adalah sebuah bab dalam kitab Bhagawadgita. Bab ini menceritakan keragu-raguan dalam diri Arjuna, setelah ia menyaksikan saudara, guru, sahabat dan kerabatnya yang siap untuk bertempur di Kurukshetra. Ia menyadari dampak peperangan yang akan terjadi, dan dianggap bertentangan dengan ajaran Dharma. Bab ini juga menggambaran situasi dan kondisi yang berlangsung menjelang perang di Kurukshetra.
Pertentangan ajaran dharma yang terjadi dalam diri Arjuna, antara lain adalah:
Ahimsa
larangan membunuh guru sebagai dosa besar (mahāpataka)
ajaran Wairagya, sebagai sistem pencapaian tujuan moksa
kemerosotan moral dan musnahnya tradisi leluhur, sebagai ekses terjadinya peperangan
kekacauan dalam sistem warnasrama-dharma termasuk persepsi timbulnya kekacauan dalam jatidharma dan dharma
Atas pemikiran bahwa peperangan itu bertentangan dengan dharma, Arjuna mengharapkan bimbingan dari Kresna untuk keluar dari kebingunggan ini.
Uraian dalam Bhagawad Gita

Dan dalam kesempatan ini saya bagikan percakapan antara Arjuna dan Kresna dalam bentuk mp3 kiranya dapat di pedengarkan saat hati sedang bimbang.


Selasa, 01 Desember 2015

Masyarakat Karang Endah setiap malam rabu melaksanakan Pesantian bersama. psantian tersebut melaksanakan persembahyangan dan melantunkan kidung kidung bernafaskan kerohanian.
Brikut saya bagikan buku kidunganya.  monggo di unduh
DOWNLOAD

Kamis, 18 Juli 2013

Menciptakan Kebersamaan Dalam Organisasi

Organisasi yang berhasil adalah yang dapat menciptakan rasa kebersamaan (sense of belonging) dari semua orang yang tergabung dalam organisasinya. Mulai dari pimpinan sampai ke semua orang di berbagai divisi/departemen. Bukankah hasil organisasi adalah hasil kerja semua tim ?
Oleh karena itulah, menciptakan rasa kebersamaan itu penting. Bagaimana caranya? Hal itu bisa didahului dengan pencegahan perpecahan yang menghapuskan/menipiskan rasa kebersamaan. Untuk mencegah hal itu diperlukan adanya:
  1. Pimpinan yang lentur (fleksibel) tetapi tegas pada saat ketegasan diperlukan.
  2. Pembagian kerja (job description) yang jelas sejak awal, tanpa menghilangkan keterbukaan untuk berkreasi.
  3. Program kerja yang jelas tetapi lentur/fleksibel terhadap perkembangan yang membawa perubahan.
  4. Setiap Pimpinan Bagian/Divisi/Departemen dsb memberi perhatian yang manusiawi kepada bawahannya.
Penjelasan :
Titik 1
Seorang pemimpin yang berhasil harus memilki dua sifat sekaligus, yaitu kualitas sebagai DIPLOMAT dan JENDRAL, yang keduanya dapat dipelajari, dilatih dan dikembangkan oleh siapa saja (Baca tulisan saya tentang “Memimpin Rapat” dan “Teknik Berunding”).
Sifat Diplomat dilaksanakan pada saat-saat tidak diperlukan ketegasan dan sifat Jendral dipergunakan pada saat memang harus tegas dan tidak bisa lain.
Titik 2
Pembagian kerja yang jelas sejak awal tanpa menghilangkan kebebasan berpendapat adalah sangat penting untuk menjaga keutuhan bawahan/anggota sebuah organisasi apapun juga.
Setiap divisi sejak awal sudah diberikan secara tertulis perihal tugas, wewenang, dan kepada siapa dia harus bertanggung jawab. Usahakan jangan sampai ada yang tumpah tindih (overlapping) mengenai hal tersebut demi mencegah keruwetan di lapangan dan mengevaluasi hasilnya serta memberi penghargaan kepada orang-orang yang memimpin setiap bagian. Sekalipun sudah ditetapkan bagiannya masing-masing, orang/pejabat boleh ikut menyumbangkan wawasan/gagasannya untuk perbaikan bagian lainnya. Hal ini juga penting bagi Pipmpinan Eselon tertinggi untuk mengadakan mutasi jabatan sesuai dengan gagasan/wawasan orang tersebut di kemudian hari (untuk memilih “the right man on the right place”), lihat Bab tentang “Memimpin Rapat dan Teknik Berunding”.
Titik 3
Dalam era globalisasi, sebuah program kerja perlu didukung oleh fleksibilitas, sehingga jika muncul perubahan yang besar (akibat derasnya arus globalisasi), program kerja itu dapat disesuaikan dengan perkembangan. Salah satu caranya adalah dengan mempersiapkan berbagai alternatif. Jika terjadi perubahan mendadak, alternatif itu dapat dijalankan.
Program kerja itu harus tegas sejak awal, sebagai target yang ingin dicapai. Dan penyusunan program kerja harus memperhatikan potensi yang ada dalam pelaksanaannya. Potensi yang perlu diperhitungkan adalah :
Sumber daya manusia yang sesuai untuk setiap jabatan dan dana yang cukup untuk jangka waktu sesuai dengan sasaran yang ingin dicapai, baik dari sumber sendiri maupun dari pihak luar. Selain itu juga diperlukan persiapan lokasi tempat or itu, serta peralatan yang cukup untuk memulai pelaksanaan program kerja.
Titik 4
Pimpinan tertinggi beserta semua Pimpinan bagian harus memberi perhatian yang manusiawi kepada bawahannya untuk menciptakan kebersamaan dan menjaga keutuhan tim. Yang harus diciptakan/diusahakan bukanlah hanya “industrial relation” atau hanya “organizational relation”, tetapi juga yang sangat penting adalah “human relation”.
Dalam prakteknya hubungan manusiawi itu mengambil bentuk (sebagai contoh) : pertemuan (tiga) bulanan dengan acara a.l. : pimpinan menanyakan keluhan bawahan/anggotanya yang bersifat pribadi, kebutuhan keluarga dipenuhi jika or memang mampu untuk membantu ( di bidang kesehatan dan pendidikan); setiap tutup tahun diadakan semacam “Family Day” seperti tradisi Lions Club. Juga memberikan penghargaan merupakan tradisi yang baik untuk menjaga kebersamaan, asalkan memenuhi kriteria untuk mendapat penghargaan (merit system). Jangan sembarang memberi penghargaan karena akibatnya dapat ditertawakan orang banyak dan dapat menimbulkan iri hati atau cemohan yang tidak perlu terjadi, yang akhirnya dapat menimbulkan perpecahan. 

TEHNIK MEMIMPIN RAPAT

Sebelum anda memimpin rapat, perlu disiapkan adanya:

  • Agenda rapat yang jelas;
  • Hari, tempat dan jam rapat;
  • Undangan rapat dua minggu sebelumnya (minimal satu minggu sebelumnya);
  • Persiapan ruangan dan tempat duduk yang baik/santai serta konsumsi yang cukup;
  • Sound system yang baik.
Persiapan memimpin rapat :
  1. Mengadakan checking dan rechecking 5 (A s/d E di atas)
  2. Menguasai masalah agenda rapat
  3. Menguasai kebiasaan-kebiasaan rapat (AD dan ART or).
  4. Menguasai teknik memimpin rapat.
PENJELASAN

Titik I
sudah cukup jelas.

Titik 2
Menguasai agenda rapat berarti anda menguasai segala aspek permasalahan materi rapat. Apa yang ingin dicapai? Apakah ada faktor penghambat atau ada juga faktor yang menguntungkan? Mana cara yang paling efektif untuk mencapai tujuan , mengatasi masalah ? Siapa saja yang perlu diminta untuk membahas materi rapat, sebelum pimpinan rapat membuka kesempatan untuk yang hadir guna melontarkan gagasannya masing-masing ?

Pertanyaan-pertanyaan semacam itu sebaiknya dikuasai pemimpin rapat sebelumnya. Dengan kata lain, pemimpin rapat perlu mengantisipasi kemungkinan yang akan terjadi di dalam rapat yang sebenarnya

Titik 3
Menguasai kebiasaan rapat sesungguhnya bermuara pada penguasaan Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga organisasi.

Disamping itu, diperlukan penguasaan teknik rapat serta peraturan dalam sebuah rapat. Hal ini akan kelihatan jelas pada waktu kita membicarakan “Teknik Memimpin Rapat”.

Titik 4
Hasil rapat dapat memperkuat atau memperlemah organisasi. Oleh karena itu, kita berusaha agar rapat dapat berhasil baik, dengan cara menguasai teknik memimpin rapat yang baik pula sbb :
Untuk mempermudah para pembaca tulisan ini, saya buatkan skenario rapat sbb:

  1. Saya mengadakan checking apakah undangan dan persiapan rapat seperti A s/d E sudah siap betul.
  2. Sekalipun saya sudah mempelajari materi agenda rapat, saya masih mengulang sekali lagi untuk meneliti materinya serta kemungkinan reaksi dari hadirin. Mungkin saya sudah mengetahui lebih dulu siap yang pro dan yang kontra, sehingga saya dapat mempersiapkan taktik dan strategi rapat. Mengenai hal ini, bacalah mengenai Teknik Berunding, karena sangat mirip.
  3. Saya ketahui dari AD dan ART, hak-hak para hadirin yang terdiri dari Anggota Kehormatan, Anggota Luar Biasa dan Anggota Biasa atau Dewan Komisaris. Dewan Direksi maupun Pemegang Saham Prioritas dan Pemegang Saham Biasa serta para pejabat Eselon yang lebih rendah jika mereka diundang untuk ikut rapat. Saya mengetahui anggota yang punya hak bicara dan hak pilih serta yang hanya mempunyai hak bicara saja, tetapi tidak memiliki hak untuk memilih dan dipilih.
  4. Pada waktu pembukaan rapat, saya akan menyampaikan:
    • Membuka rapat dengan resmi dan terima kasih kepada semua hadirin atas kehadirannya
    • Membacakan materi agenda rapat dan tata tertib rapat
    • Menjelaskan apa yang ingin dicapai, yang merupakan hambatan dan yang ingin dijadikan faktor penentu. Semua hal itu untuk kebaikan organisasi dan kebaikan anggota/bawahan. Hal ini sangat perlu guna mengarahkan pembicaraan selanjutnya dalam rapat.
    • Saya katakan bahwa pembahasan materi ini terdiri dari 2 sesi atau “floor” dan mempersilahkan para hadirin untuk mendaftarkan diri bagi yang ingin menyampaikan pendapat pada floor pertama. Kemudian satu per satu dipersilahkan berbicara. Nah, pimpinan rapat harus jeli/tajam mendengarkan pendapat pembicara yang ‘menguntungkan’, maka saya sebagai pimpinan rapat akan mengatakan: “Ya, itu betul, memang sepatutnya begitu”. Jika pendapatnya ‘merugikan’ maka saya akan katakan “Ya, pendapat saudara memang patut dikemukakan sebagai bahan perbandingan dengan pendapat hadirin lainnya. Mungkin bisa lebih disempurnakan”. Pokoknya pendapat yang menguntungkan saya katakan ‘baik’ dan yang merugikan saya arahkan ‘mengambang’. Toh nanti ada pendapat lainnya.
    • Saya sebagai pimpinan rapat akan membuat resume dari semua pendapat dalam floor pertama dengan cara merumuskannya mengarah pada keinginan saya mencapai sasaran materi yang disidangkan. Lalu saya akan menanyakan floor, apakah masih diperlukan floor kedua . Kalau dikehendaki, saya lanjutkan dengan membuka kesempatan untuk para hadirin dengan mendahulukan yang belum kebagian bicara dalam floor pertama, dengan alasan kemungkinan ada ide-ide lain yang belum dinyatakan dalam rapat. Setelah selesai, semua pembicara dalam floor ke dua, saya membuat resume lagi. Kemudian saya ‘tawarkan’ untuk disetujui secara aklamasi (kalau menguntungkan). Jika floor tidak menyetujui dengan cara aklamasi, maka diadakan voting. Kemudian saya merumuskan rancangan keputusan sidang, untuk kemudian disahkan menjadi keputusan rapat.
Di dalam sebuah rapat akan kita temui berbagai macam tipe manusia sbb:
  1. Yang punya gagasan, tetapi tidak berani menyampaikannya di dalam rapat.
  2. Yang punya gagasan dan berani menyampaikannya. Kategori ini dapat dibagi lagi menjadi :
    a. yang selalu menentang pendapat orang lain;
    b. yang realistik sehingga dapat menerima pendapat orang lain asal lebih baik dari pendapatnya;
    c. yang menonjolkan dirinya tanpa menguasai materi yang sedang dibahas;
    d. yang diam saja sekalipun punya gagasan; hanya disampaikan di luar sidang (ump. waktu istirahat).
Kalau sidang istirahat dan belum mengambil keputusan , maka saya akan menghubungi tipe2 d tsb. (ump. saudara A). Jika ada gagasan yang menguntungkan dari orang tersebut, maka dalam kelanjutan sidang akan saya katakan “Saudara A mempunyai gagasan sbb:…. Dan gagasan itu sekarang saya sampaikan kepada floor untuk menjadi bahan pengambil keputusan kita bersama”.

Demikian juga jawaban/komentar saya terhadap pendapat tipe 2 c.

Menghadapi orang yang biasanya suka menentang, sebagai pimpinan rapat, saya akan mengatakan : “Pendapat anda saya serahkan kepada floor untuk dibahas atau tidak dibahas lebih lanjut”. Dengan kalimat semacam itu, sesungguhnya saya mengarahkan floor untuk tidak membahas lebih lanjut.

Rabu, 07 Maret 2012

contoh penulian deva nagari

1.कम : kama

2.दर : dara

3.रम : rama

4.फल : phala

5.चय : caya

6. धस : dhasa

7. रथ : ratha

Sabtu, 18 Februari 2012

Belajar Huruf Sansekerta (देवनगरि)

देवनगरि

KA
KHA
GA
GHA
NGA
CA
CHA
JA
JHA
NYA
TA
THA
DA
DHA
NA
TA
THA
DA
DHA
NA
PA
PHA
BA
BHA
MA
YA
RA
LA
LLA
VA
SHA
SSA
SA
HA

0
1
2
3
4
5
6
7
8
9
A
Ā
I
Ī
R
U
Ū
E
O
AU















कि
KI
की
कु
कू
KU
कृ
KR
कै
KAI
को
KO
कौ
KAU
क्
K
के
KE
कं
KAM
कः
KAH
KRA