A. CATUR ASRAMA
Ajaran agama Hindu mengenal adanya empat macam sistem hidup kerohanian yang
disebut Catur Asrama. Catur Asrama berarti empat tahapan hidup atau empat macam
tingkatan hidup dalam hubungannya mencapai tujuan agama. Catur Asrama dapat
dibagi menjadi empat bagian, yaitu :
1. Brahmacari
Brahmacari adalah suatu tingkatan masa hidup berguru untuk mendapatkan ilmu
pengetahuan, jenjang ini merupakan tingkatan pertama yang ditempuh oleh
manusia. Ajaran-ajaran agama Hindu bersumber dari Weda, dimana Weda ini
mengajarkan ilmu pengetahuan untuk memperoleh kebahagiaan material dan juga
mengajarkan tentang tujuan hidup kerohanian. Yang menjadi pokokdalam tingkat
Brahmacari adalah menuntut ilmu pengetahuan dan mendidik diri untuk mencapai
kesempurnaan rohani.
Dalam kitab Dharmasastra disebutkan bahwa umur untuk mulai belajar adalah
semasa anak-anak, yaitu umur 5 tahun dan selambat-lambatnya umur 8 tahun. Masa
muda adalah masa belajar. Karena itu, pada masa ini wajib bagi setiap manusia
atau yang telah remaja untuk belajar mempersiapkan diri menuju masa depan.
“Taki takining sewaka guna widya” yang artinya : seorang siswa wajib menuntut
ilmu pengetahuan semasa muda. Materi pendidikan yang diberikan pada masa ini
levbih banyak mengenai disiplin moral dan keterampilan yang langsung dapat
diterapkan oleh siswa dalam kehidupan sehari-hari. Jika dikaitkan dengan Catur
Purusa Artha maka yang menjadi tujuan dari jenjang ini adalah agar tercapainya
Dharma dan Artha. Karena seseorang belajar adalah untuk memahami dharma dan
dapat mencari nafkah di masa depan.
2. Grhastha
Grhastha adalah tingkat hidup kedua yaitu masa berumah tangga. Grhastha
berasal dari kata graha dan stha. Graha artinya rumah tangga, dan stha artinya
berdiri atau membina. Jadi, Grhastha artinya masa membina rumah tangga. Pada
masa tingkat hidup Grhastha tujuan hidup yang diprioritaskan untuk mendapatkan
Artha dan memenuhi kama. Oleh karena itu, orang yang ingin membangun rumah
tangga harus sudah bekerja dan bisa hidup mandiri. Tingkatan hidup Grhastha
diawali dengan upacara perkawinan. Hidup berumah tangga merupakan suatu
kewajiban bagi orang yang sudah cukup umur. Tujuan dari hidup berumah tangga
adalah untuk mendapatkan anak. Menurut kepercayaan agama Hindu keberadaan anak
akan dapat menolong leluhurnya dari siksaan neraka.
Tujuan hidup pada masa Grhastha yang utama adalah mencari harta benda untuk
memenuhi kebutuhan hidup (kama) yang berdasarkan kebenaran (Dharma).
Kewajiban-kewajiban yang harus dilakukan oleh seorang Grhasthin adalah :
a. Bekerja mencari harta berdasarkan
dharma
b. Menjadi pemimpin rumah tangga
c. Menjadi anggota masyarakat yang
baik
d. Melaksanakan yadnya
3. Wanaprastha
Wanaprastha adalah tingkat hidup manusia pada masa persiapan untuk
melepaskan diri dari ikatan keduniawiaan. Dari arti katanya, Wanaprastha
berarti mengasingkan diri ke dalam hutan dengan mendirikan suatu pertapaan.
Kalau dibandingkan dengan masa sekarang, masa Wanaprastha dapat disamakan
dengan pensiun. Ia akan mengurangi keterlibatannya dalam kegiatan masyarakat
dan tinggal di tempat yang tenang.
Masa ini dimasuki setelah orang telah menunaikan kewajiban dalam keluarga dan masyarakat. Pada masa ini orang akan mulai sedikit demi sedikit melepaskan diri dari ikatan keduniawian dan lebih mendekatkan diri kepada tuhan untuk mencapai Moksa. Tujuan hidup pada masa ini adalah persiapan mental dan fisik untuk dapat menyatu dengan Tuhan (Sang Hyang Widhi). Pada masa ini tujuan hidup yang diprioritaskan adalah Kama dan Moksa.
Masa ini dimasuki setelah orang telah menunaikan kewajiban dalam keluarga dan masyarakat. Pada masa ini orang akan mulai sedikit demi sedikit melepaskan diri dari ikatan keduniawian dan lebih mendekatkan diri kepada tuhan untuk mencapai Moksa. Tujuan hidup pada masa ini adalah persiapan mental dan fisik untuk dapat menyatu dengan Tuhan (Sang Hyang Widhi). Pada masa ini tujuan hidup yang diprioritaskan adalah Kama dan Moksa.
4. Bhiksuka
atau Sanyasin
Menurut arti
katanya Bhiksuka atau Sanyasin berarti : peminta-minta. Namun dalam hal ini
Bhiksuka atau Sanyasin adalah tingkatan hidup pada masa yang telah lepas sama
sekali dari ikatan keduniawian (Moksa) dan hanya mengabdikan diri kepada Tuhan
(Ida Sang Hyang Widhi). Pada masa ini orang tidak merasa memiliki apa-apa dan
tidak terikat sama sekali oleh materi dan selalu beerusaha mendekatkan diri
kepada Tuhan. Pada masa ini, yang menjadi tujuan utama adalah Moksa.
B. CATUR
PURUSA ARTHA
Catur Purusa
Artha terdiri dari kata catur, purusa,dan artha. Catur artinya empat, purusa
artinya jiwa manusia, dan artha artinya tujuan hidup. Jadi, Catur Purusa Artha
artinya empat tujuan hidup manusia. Keempat tujuan hidup manusia itu terjalin
erat sehingga disebut juga Catur Warga.
Dalam kitab suci disebutkan bahwa tujuan agama Hindu adalah untuk mencapai Jagadhita dan Moksa. Jagadhita artinya kesejahteraanhidup di dunia. Moksa artinya kebebasan yang kekal dan abadi. Kebebasan yang kekal dan abadi adalah bersatunya Atman dengan Brahman (Tuhan). Catur Purusa Artha dibagi atas :
Dalam kitab suci disebutkan bahwa tujuan agama Hindu adalah untuk mencapai Jagadhita dan Moksa. Jagadhita artinya kesejahteraanhidup di dunia. Moksa artinya kebebasan yang kekal dan abadi. Kebebasan yang kekal dan abadi adalah bersatunya Atman dengan Brahman (Tuhan). Catur Purusa Artha dibagi atas :
1. Dharma
Dharma
berarti segala perilaku yang luhur. Perilaku yang luhur adalah perilaku manusia
yang sesuai dengan ajaran agama. Kewajiban untuk berbuat kebajikan disebut Dharma.
Jadi Dharma juga berarti kewajiban. Ada dua kewajiban yang harus dilaksanakan
yaitu :
a) Swa Dharma
artinya kewajiban sendiri.
b) Para
Dharma artinya menghormati dan menghargai tugas dan kewajiban orang lain.
Berdasarkan
arti katanya, Dharma berasal dari bahasa Sansekerta dari urat kata Dhr yang
artinya menjinjing, memangku, memelihara dan mengatur. Jadi segala sesuatu di
dunia ini dipelihara dan diatur oleh Dharma.
Dharma merupakan dasar dari segala tingkah laku manusia. Dalam ajaran agama Hindu disebutkan bahwa lahir sebagai manusia sangat utama dan sukar didapat. Dalam hidup ini orang harus berusaha selalu berbuat Dharma.
Dharma merupakan dasar dari segala tingkah laku manusia. Dalam ajaran agama Hindu disebutkan bahwa lahir sebagai manusia sangat utama dan sukar didapat. Dalam hidup ini orang harus berusaha selalu berbuat Dharma.
Dalam kitab
suci disebutkan manfaat Dharma :
a) Dharma adalah alat untuk mencapai
surga dan kesempurnaan atau Moksa.
b) Dharma menghilangkan segala macam
penderitaan.
c) Dharma adalah sumber datangnya
kebaikan bagi yang melaksanakannya.
d) Dharma dapat melebur dosa-dosa.
e) Dharma adalah harta kekayaan
orang yang saleh yang tidak bisa dicuri dan dirampas.
f) Dharma adalah landasan untuk
mendapatkan Artha dan Kama.
2. Artha
Artha di
sini berarti harta benda. Harta benda dapat diartikan kekayaan. Semua keperluan
hidup manusia akan terpenuhi dengan artha. Harta yang didapat dan digunakan
sesuai dengan Dharma akan menimbulkan kebahagiaan. Artha atau kekayaan itu
hendaknya dibagi tiga:
a) Untuk
mencapai Dharma, yaitu untuk melaksanakan kegiatan keagamaan.
b) Sarana
untuk memenuhi Kama, yaitu memenuhi keperluan hidup.
c) Sarana melakukan usaha dalam bidang Artha agar berkembang kembali,
misalnya untuk usaha dan tabungan.
3. Kama
Kam berarti
hawa nafsu atau keinginan. Keinginan dapat memberi kenikmatan dan tujuan hidup.
Kenikmatan inin akan memberikan kepuasan. Keinginan yang yang tidak terpenuhi
akan menyiksa diri kita.
Keinginan atau hawa nafsu manusia timbul karena manusia memiliki indra. Kalau sesuatu itu sesuai dengan keinginannya, maka ia akan puas, senang, dan gembira. Manusia memiliki sepuluh indra yang disebut dengan Dasa Indriya, yaitu :
Keinginan atau hawa nafsu manusia timbul karena manusia memiliki indra. Kalau sesuatu itu sesuai dengan keinginannya, maka ia akan puas, senang, dan gembira. Manusia memiliki sepuluh indra yang disebut dengan Dasa Indriya, yaitu :
a) Panca
Budhindriya, yaitu lima indra penilai.
- Srotendriya, yaitu indra penilai pada telinga untuk mendengar.
- Twakindriya, yaitu indra penilai pada kulit untuk merasakan sentuhan.
- Caksuindriya, yaitu indra penilai pada mata untuk melihat.
- Jihwendriya, yaitu indra penilai pada lidah untuk mengecap.
- Granendriya, yaitu indra penilai pada hidung untuk membaui.
b) Panca
Karmendriya, yaitu lima indra pekerja.
- Panindriya, yaitu indra penggerak pada tangan untuk memegang atau mengambil.
- Padendriya, yaitu indra penggerak pada kaki untuk bergerak atau berjalan.
- Wakindriya, yaitu indra penggerak pada mulut untuk berkata-kata, makan, dan minum.
- Paywindriya, yaitu indra penggerak pada anus untuk membuang kotoran atau air besar.
- Upasthendriya, yaitu indra penggerak pada kelamin untuk membuang air seni.
Kesepuluh
indra tersebut dipengaruhi oleh pikiran. Dalam kehidupan manusia, keinginan
atau hawa nafsu itu sangatlah perlu dikendalikan. Sebab, bila tidak
dikendalikan akan membuat kehancuran pada diri kita.
4. Moksa
Moksa
berarti kebebasan hidup yang kekal dan abadi. Bebas dari semua ikatan
benda-benda duniawi serta bersatunya Atman dengan Brahman (Sang Hyang Widhi).
Moksa adalah tujuan terakhir dari kehidupan manusia. Setiap orang wajib
berusaha untuk mencapainya. Orang yang mencapai moksa akan terbebas dari hukum
Karma Phala. Punarbhawa artinya penjelmaan yang berulang-ulang.
Moksa juga
disebut Mukthi. Mukthi ialah kebebasan jiwatman atau kebahagiaan rohani yang
langsung. Dalam ajaran agama Hindu disebutkan ada empat jalan untuk mencapai
persatuan Atman dengan Brahman yang disebut dengan Catur Marga, diantaranya :
1.
Karma Marga yaitu tercapainya persatuan dengan Tuhan
dengan melakukan pekerjaan tanpa pamrih dan menyerahkan semua hasil kerja
kepadaNya.
2.
Bhakti Marga yaitu tercapainya persatuan dengan Tuhan
dengan cinta kasih yang dalam kepada Sang Hyang Widhi dan semua makhluk.
3.
Jnana Marga yaitu tercapainya persatuan dengan Tuhan
dengan mempelajari dan mengamalkan ilmu pengetahuan dan kerohanian.
4.
Raja Marga yaitu tercapainya persatuan dengan Tuhan
dengan melakukan tapa, yoga, semadhi.
Demikianlah,
ajaran Moksa yang merupakan tujuan akhir dari agama Hindu. Moksa juga dapat
juga dicapai pada waktu kita masih hidup. Kebahagiaan dan ketenteraman di dunia
itulah yang disebut Moksa.
Moksa (kebebasan dan kebahagiaan
abadi) dapat dibedakan menjadi tiga:
1.
Jiwan Mukti :
kebebasan dimasa hidup, Atma tidak terpengaruh dengan duniawi
2.
Wideha Mukti :
Atman telah mencapai kesadaran murni namun belum bersatu dengan Brahman
3.
Purna Mukti :
Kebebasan sempurna dimana Atman bersatu dengan Brahman