Kamis, 18 Juli 2013

Menciptakan Kebersamaan Dalam Organisasi

Organisasi yang berhasil adalah yang dapat menciptakan rasa kebersamaan (sense of belonging) dari semua orang yang tergabung dalam organisasinya. Mulai dari pimpinan sampai ke semua orang di berbagai divisi/departemen. Bukankah hasil organisasi adalah hasil kerja semua tim ?
Oleh karena itulah, menciptakan rasa kebersamaan itu penting. Bagaimana caranya? Hal itu bisa didahului dengan pencegahan perpecahan yang menghapuskan/menipiskan rasa kebersamaan. Untuk mencegah hal itu diperlukan adanya:
  1. Pimpinan yang lentur (fleksibel) tetapi tegas pada saat ketegasan diperlukan.
  2. Pembagian kerja (job description) yang jelas sejak awal, tanpa menghilangkan keterbukaan untuk berkreasi.
  3. Program kerja yang jelas tetapi lentur/fleksibel terhadap perkembangan yang membawa perubahan.
  4. Setiap Pimpinan Bagian/Divisi/Departemen dsb memberi perhatian yang manusiawi kepada bawahannya.
Penjelasan :
Titik 1
Seorang pemimpin yang berhasil harus memilki dua sifat sekaligus, yaitu kualitas sebagai DIPLOMAT dan JENDRAL, yang keduanya dapat dipelajari, dilatih dan dikembangkan oleh siapa saja (Baca tulisan saya tentang “Memimpin Rapat” dan “Teknik Berunding”).
Sifat Diplomat dilaksanakan pada saat-saat tidak diperlukan ketegasan dan sifat Jendral dipergunakan pada saat memang harus tegas dan tidak bisa lain.
Titik 2
Pembagian kerja yang jelas sejak awal tanpa menghilangkan kebebasan berpendapat adalah sangat penting untuk menjaga keutuhan bawahan/anggota sebuah organisasi apapun juga.
Setiap divisi sejak awal sudah diberikan secara tertulis perihal tugas, wewenang, dan kepada siapa dia harus bertanggung jawab. Usahakan jangan sampai ada yang tumpah tindih (overlapping) mengenai hal tersebut demi mencegah keruwetan di lapangan dan mengevaluasi hasilnya serta memberi penghargaan kepada orang-orang yang memimpin setiap bagian. Sekalipun sudah ditetapkan bagiannya masing-masing, orang/pejabat boleh ikut menyumbangkan wawasan/gagasannya untuk perbaikan bagian lainnya. Hal ini juga penting bagi Pipmpinan Eselon tertinggi untuk mengadakan mutasi jabatan sesuai dengan gagasan/wawasan orang tersebut di kemudian hari (untuk memilih “the right man on the right place”), lihat Bab tentang “Memimpin Rapat dan Teknik Berunding”.
Titik 3
Dalam era globalisasi, sebuah program kerja perlu didukung oleh fleksibilitas, sehingga jika muncul perubahan yang besar (akibat derasnya arus globalisasi), program kerja itu dapat disesuaikan dengan perkembangan. Salah satu caranya adalah dengan mempersiapkan berbagai alternatif. Jika terjadi perubahan mendadak, alternatif itu dapat dijalankan.
Program kerja itu harus tegas sejak awal, sebagai target yang ingin dicapai. Dan penyusunan program kerja harus memperhatikan potensi yang ada dalam pelaksanaannya. Potensi yang perlu diperhitungkan adalah :
Sumber daya manusia yang sesuai untuk setiap jabatan dan dana yang cukup untuk jangka waktu sesuai dengan sasaran yang ingin dicapai, baik dari sumber sendiri maupun dari pihak luar. Selain itu juga diperlukan persiapan lokasi tempat or itu, serta peralatan yang cukup untuk memulai pelaksanaan program kerja.
Titik 4
Pimpinan tertinggi beserta semua Pimpinan bagian harus memberi perhatian yang manusiawi kepada bawahannya untuk menciptakan kebersamaan dan menjaga keutuhan tim. Yang harus diciptakan/diusahakan bukanlah hanya “industrial relation” atau hanya “organizational relation”, tetapi juga yang sangat penting adalah “human relation”.
Dalam prakteknya hubungan manusiawi itu mengambil bentuk (sebagai contoh) : pertemuan (tiga) bulanan dengan acara a.l. : pimpinan menanyakan keluhan bawahan/anggotanya yang bersifat pribadi, kebutuhan keluarga dipenuhi jika or memang mampu untuk membantu ( di bidang kesehatan dan pendidikan); setiap tutup tahun diadakan semacam “Family Day” seperti tradisi Lions Club. Juga memberikan penghargaan merupakan tradisi yang baik untuk menjaga kebersamaan, asalkan memenuhi kriteria untuk mendapat penghargaan (merit system). Jangan sembarang memberi penghargaan karena akibatnya dapat ditertawakan orang banyak dan dapat menimbulkan iri hati atau cemohan yang tidak perlu terjadi, yang akhirnya dapat menimbulkan perpecahan. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar